PENDAHULUAN
A. Latar Belakang:
Negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang terdiri atas provinsi, kabupaten/kota, serta bagian-bagian daerah yang lebih kecil pembangunannya tidak dapat dipisahkan antara pembangunan nasional dengan pembangunan daerah. Pembangunan daerah merupakan penjabaran dari pembangunan nasional dalam upaya untuk mencapai sasaran pembangunan sesuai dengan potensi, aspirasi, serta permasalahan pembangunan di daerah. Pembangunan daerah merupakan proses pertumbuhan yang terencana dalam upaya untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan melibatkan seluruh komponen dan masyarakat di berbagai sektor.
Ada empat peran yang dapat dilakukan pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan di daerah (Arsyad, 1999), yaitu (1)enterpreneur,yaitu pemerintah daerah bertanggung jawab untuk melaksanakan suatu bisnis, (2) koordinator, yaitu bagaimana pemerintah dapat sebagai coordinator untuk menetapkan kebijakan atau mengusulkan strategi-strategi pembangunan didaerahnya, (3) fasilitator, yaitu pemerintah daerah dapat mempercepat pembangunan melalui perbaikan perilaku atau budaya masyarakat,(4) stimulator, yaitu pemerintah daerah dapat menstimulasi penciptaan dan pengembangan usaha melalui tindakan-tindakan khusus yang akan mempengaruhi perusahaan- perusahaan untuk masuk ke daerah tersebut dan menjaga perusahaan yang ada agar tetap berada di daerah tersebut
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator yang mencerminkan pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah dipacu oleh banyak faktor seperti investasi, kebijakan Pemerintah melalui pemberdayaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), tingkat pertumbuhan penduduk, angkatan kerja dan kemajuan. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah secara tidak langsung dapat menekan tingkat pengangguran dengan meningkatnya investasi sektor riil.
Oleh karena itu, Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar investasi yang terjadi di kabupaten Blitar sehingga potensi-potensi yang ada dikabupaten Blitar bisa dimanfatkan dengan maksimal. Namun, kabupaten blitar masih minim dengan investasi sehingga masih banyak potensi yang belum tergali.
Ada empat peran yang dapat dilakukan pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan di daerah (Arsyad, 1999), yaitu (1)enterpreneur,yaitu pemerintah daerah bertanggung jawab untuk melaksanakan suatu bisnis, (2) koordinator, yaitu bagaimana pemerintah dapat sebagai coordinator untuk menetapkan kebijakan atau mengusulkan strategi-strategi pembangunan didaerahnya, (3) fasilitator, yaitu pemerintah daerah dapat mempercepat pembangunan melalui perbaikan perilaku atau budaya masyarakat,(4) stimulator, yaitu pemerintah daerah dapat menstimulasi penciptaan dan pengembangan usaha melalui tindakan-tindakan khusus yang akan mempengaruhi perusahaan- perusahaan untuk masuk ke daerah tersebut dan menjaga perusahaan yang ada agar tetap berada di daerah tersebut
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator yang mencerminkan pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah dipacu oleh banyak faktor seperti investasi, kebijakan Pemerintah melalui pemberdayaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), tingkat pertumbuhan penduduk, angkatan kerja dan kemajuan. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah secara tidak langsung dapat menekan tingkat pengangguran dengan meningkatnya investasi sektor riil.
Oleh karena itu, Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar investasi yang terjadi di kabupaten Blitar sehingga potensi-potensi yang ada dikabupaten Blitar bisa dimanfatkan dengan maksimal. Namun, kabupaten blitar masih minim dengan investasi sehingga masih banyak potensi yang belum tergali.
Potensi dan peluang investasi penanaman modal di Kabupaten Blitar diantaranya :
- Potensi industry
a.Kerajinan tembikar, Dibuat secara turun temurun dari peninggalan leluhur dari proses tradisional hingga sekarang sudah menggunakan beberapa peralatan modern. Mulai dari proses mencampur lempung, mencetak, memproses sampai dengan proses finishing.Model yang dibuat kebanyakan merupakan alat-alat dapur dan hiasan interior dan ekterior rumah.( Ds. Plumpung Rejo Kec. Kademangan, sasaran: Bali, Jakarta, Surabaya, Manca Negara)
b.Ukiran keramik, Dikenal sejak puluhan tahun yang lalu, keramik dibuat untuk peralatan dapur dan bahan bangunan, merupakan usaha home industries banyak dikembangkan di Blitar Selatan karena disana banyak ditemukan bahan baku kermaik yaitu :kaolin, fedspar dan ballclay (Tersebar di Wilayah Blitar Selatan Bervariasi tergantung Ukuran dan Model)
c.Usaha bordir,Terletak di Dusun Patok Rt. 01 Rw. 02 Desa Pojok Kecamatan Garum. Sebagai Usaha rumah tangga (Home Industri) pada tahun 1996 melalui seminar dibeberapa kota di Jawa Timur. Diperkenalkan hasil bordir tersebut dan dapat diterima oleh masyarakat dan produk tersebut kebanyakan diperguanakan sebagai usaha nasional dan busana pengantin dengan harga perpotong ± Rp. 750.000,- sudah diperkenalkan sampai ke Jepang.
d.Minyak kenanga, Bunga Kenanga merupakan bahan untuk pembuatan minyak atsiri. Terletak di kecamatan Ponggok didesa Langon dan Kebonduren. Adapun proses pembuatannya bunga kenanga direbus selama 50 jam dengan memakai tangki yang berisi 1 ton bunga. Ampas dari hasil rebusan bisa diguanakn untuk pupuk. Setelah direbus menjadi minyak atsiri dijual dengan harga per kg Rp. 200.000,- dan dikirim ke Jakarta, Bandung Semarang dan Surabaya. - Potensi peternakan
a.Sapi perah danTernak ayam (tersebar di kabupaten blitar)
b.Penggemukan kambing dan Sapi potong (Ds. Jatinom Kec. Kanigoro) - Potensi perkebunan
a.Salak pondoh (wlingi)
b.Nanas (Ds. Ponggok -Nglegok dan Udanawu)
c.Teh hitam (Dk. Serah Kencong Ngadirenggo Wlingi)
d.Papaya dan sirsak (tersebar di kabupaten blitar) - Potensi perikanan dan kelautan
a.Udang lobster (Pantai selatan Blitar, Tambak, Serang, Jolosutro)
b.Ikan koi, ikan kohaku dan ikan gurami - Potensi pertambangan Dan energi
a.Tras, Bahan Galian jenis C ini disebut juga pasir besi (Tras) dengan perkiraan kandungan deposit sebesar 420.000 meter kubik (Di desa Bululawang Kec. Bakung)
b.Kaolin, Kaolin (saat ini 46 Ha) digunakan sebagai bahan industri keramik, cat, karet, gelas dan kertas, glasur dan saniter. Warna : putih bersih dan kekuningan, lunak dan berbutir halus. Dewasa ini Kaolin di wilayah Blitar belum dimanfaatkan oleh masyarakat setempat secara besar-besaran.( Di desa Pasiraman Kec. Wonotirto, Bacam)
c.Gamping, Bahan Gamping digunakan sebagai bahan bangunan (fondasi dan kapur bangunan). Dapat digunakan sebagai bahan pembuat gelas, pertanian, bahan semen, industri gula, filter cat, kaporit dan industri plastik.( Di Binangun,Perbukitan selatan)
d.Felospar, Total kandungan deposit bahan feldspar di Kabupaten diperkirakan 1.286.000 meter kubik (Desa Kaligambir Kec. Panggungrejo, Gn. Sablah Kec. Kademangan, Desa Ngadipuro Kec. Wonotirto, Desa Sumberboto Kec. Wonotirto)
e.Ballclay, Ball clay dipergunakan sebagai bahan industri keramik halus dan porselen, barang kerajinan (gerabah halus). Dewasa ini potensi Ball clay dapat dimanfaatkan karena cadangan yang banyak di Wilayah Blitar ini. Warna : Abu-abu, coklat kemerahan, berbutir sangat halus dan berkilap lilin.
Oleh karena itu, kabupaten Blitar merupakan daerah yang sangat bagus karena didaerah ini berpotensi untuk menjadi daerah yang maju dan Kabupaten Blitar merupakan salah satu kawasan yang strategis serta mempunyai perkembangan yang cukup dinamis, bila dilihat dari letaknya Kabupaten Blitar berbatasan dengan tiga kabupaten lain, yaitu kabupaten Kediri, Tulungagung dan kabupaten Malang yang memungkinkan pemasaran produk keberbagai daerah.
B. Rumusan Masalah : 1. Seberapa besar pengeruh investasi terhadap PDRB di kabupaten Blitar? 2. Bagaimana dampak ekonomi dari adanya investasi di kabupaten Blitar? lebih lengkapnya klik disini
Proposal 2 Pengaruh Kenaikan Harga BBM Terhadap Pola Konsumsi Masyarakat Kota Blitar. klik disini
jangan lupa cantumkan sumber dan beri koment gan . terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar